Rabu, 29 September 2010

Menghayati Kehidupan

 
-La Vita E Bella!   

Dalam benak saya, sering muncul pertanyaan-pertanyaan tentang apa hidup ini, dan untuk apakah juga hidup ini? Pertanyaan-pertanyaan itu, bagi saya, layaknya sebuah kolom dalam teka-teki silang, entah mendatar atau menurun, pada sebuah koran, yang sulit untuk dipecahkan meski telah terdapat beberapa huruf sebagai kata kuncinya. Ya, begitu susah meski telah memutar otak sampai 360 derajat sekalipun. Dan, kiranya teka-teki disebut sebagai sebuah pertanyaan yang menghantarkan seribu pertanyaan maka seperti itu jugalah pertanyaan saya tentang hidup ini. 

Tentu, tentu saja, pertanyaan semacam itu pernah dialami oleh siapa saja pada kondisi-kondisi tertentu yang memungkinkannya muncul dengan serta merta dan lugu, konyol, dan terkadang terasa menggelikan. Sebuah kondisi yang menempatkan seseorang itu merayapi dirinya sendiri: berkontemplasi, merenung, tafakur, termenung dalam sebuah kesadaran tentang aku, dia, dan juga dunia ini, yang umumnya diartikan sebagai sesuatu yang filosofis. Ada sebuah pendapat menarik dari Andrea Hirata, seorang penulis asal Belitong, mengenai hal ini dalam novelnya yang berjudul Edensor: 
Jika hidup ini seumpama rel kereta api dalam eksperimen relativitas Einstein, maka pengalaman demi pengalaman yang menggempur kita dari waktu ke waktu adalah cahaya-cahaya yang melesat-lesat di dalam gerbang rel tadi. Analogi eksperimen itu tak lain karena kecepatan cahaya bersifat sama dan absolut, dan waktu relatif tergantung kecepatan gerbong maka pengalaman yang sama dapat menimpa siapa saja, namun sejauh mana, dan secepat apa penglaman yang sama tadi memberi pelajaran pada seseorang, hasilnya akan berbeda, relatif satu sama lain
Apabila sampai saat ini saya belum dapat menemukan jawaban atas teka-teki silang ihwal hidup ini yang muncul dalam benak saya, seturut dengan pendapat tersebut, itu artinya saya belumlah cukup untuk dianggap telah mendapatkan sebuah pelajaran, ilham, dari sebuah pengalaman yang sifatnya absolut, atau yang dalam analogi Hirata disebut sebagai cahaya-cahaya yang melesat-lesat dalam gerbang rel kereta api, yang dalam hal ini dapat menimpa atau dialami oleh siapa saja dalam kondisi-kondisi yang memungkinnya timbul.

Untuk menemukan, menangkap, dan mendapatkan sebuah pelajaran, amanat, makna, atau jawaban itulah dalam hal ini saya akan merangkai benang-benang cahaya-cahaya yang melesat-lesat itu dalam sebuah julujur yang kemudian disebut sebagai catatan, pada pembiasannya dalam aneka warna. Dan sepertinya tak ada pilihan lain, selain menghayati kehidupan itu sendiri!  

Ya, karena hidup ini, sebagaimana diungkapkan oleh Roberto Benigni, seorang aktor, sutradara, sekaligus penulis film asal Italia yang pernah memperoleh nominasi Academy Award, dalam salah satu film dan judul filmnya, begitu indah: Life is Beautiful! La Vita E Bella! Dan, salah satu jalan untuk menemukan sekaligus merasakan bentuk keindahan dalam hidup ini ialah dengan menghayatinya.