Senin, 18 Oktober 2010

Benda-Benda Mati

-Mahluk bernyawa tak sanggup mengkreasikan benda bernyawa tanpa bersekutu dengan mahluk senyawa sejenis lainnya. 

Waktu menunjukkan pukul 01.25 WIB. Ini dini hari. Aku masih terjaga sambil menikmati sebatang rokok. Pandangku tertuju pada monitor komputer. Jari-jariku bergerak pada tuts-tuts keyboard. Aku duduk membelakangi televisi, kulkas, rak buku, dan lemari pakaian di dalam kamarku. Tiba-tiba aku jadi berpikir tentang mereka: benda-benda penghuni kamarku ini.

Monitor, keyboard, kursi, televisi, kulkas, rak buku, lemari pakaian adalah benda-benda mati. Mengapa mati? Karena mereka hanya berdiam diri alias tidak tumbuh, bergerak, maupun berkembangbiak. Mereka tak bernyawa. Ya, karena mereka hanyalah ciptaan manusia. Mahluk bernyawa tak sanggup mengkreasikan benda bernyawa tanpa bersekutu dengan mahluk senyawa sejenis lainnya.

Mengapa manusia menciptakannya? Jawabnya tak lain ialah karena fungsi atau kegunaan. Inilah yang kemudian seolah-olah menjadikan benda-benda itu hidup. Tanpa ada faedah, manusia menganggap mereka hanya sebagai sampah. Benar-benar mati alias tak bermanfaat.

Benakku sekonyong-konyong tersentak ketika menyadari: Apa jadinya jika para karib-karib penghuni kamarku ini tak berfungsi lagi? Bagaimana jadinya bila komputerku mati, kulkasku mati, televisi mati, rak buku rusak, lemari pakaian jebol? Dengan kata lain semuanya tak berfungsi. Hmm..aku rasa aku akan kerepotan. Aku akan kliyengan dalam kesendirian.

Lantas kenapa benda-benda itu diciptakan kalau akhirnya juga membikin manusia, aku, merasa nanar?

Barangkali, manusia, aku, terlalu pandir untuk menyadari bahwa benda-benda yang pada mulanya diciptakan untuk menjarakannya(ku) (menjauhkan) dengan kematian itu tak pernah benar-benar mati. Semakin manusia, aku, menganggapnya mati, semakin didekatkan ia (aku) pada kematiannya(ku) sendiri. 

-Ini aku alami ketika beberapa waktu yang lalu tiba-tiba komputerku mati-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar